Iseng saja, melihat peta kabinet rektor UGM sejak 1998-2021. Keisengan ini saya lakukan pas liburan, Rabu kemarin, tanggal 26 Mei 2021, atau 14 Sawal tahun 1954 Jimakir.
Pemetaan ini dilakukan untuk mendukung analisis koalisi dalam kabinet rektor di UGM, serta bagaimana kemungkinan kompetisi pilihan rektor (pilrek) periode berikutnya. Pemetaan ini menggunakan data kabinet rektor sejak 1998-2021, yang terdiri dari 6 rektor terpilih beserta para wakil/pembantu rektor yang ada pada masing-masing periode. Data diperoleh dari googling serta validasi menggunakan data dari rekan-rekan di kantor arsip UGM.
Tujuan utama dari pemetaan ini adalah sinau menggunakan Vosviewer. :)
Sebagai data awal, berikut merupakan data rektor UGM + pembantu/wakil rektor sejak 1998 berdasarkan fakultas.
(Tabel 1: data fakultas pada 6 periode rektor)
- 1998 - 2001: Fisipol, FE, FKU, FPn, FPt, FT, FTP
- 2002 - 2007: Fisipol, FE, FFa, FKH, FMIPA, FPn, FT
- 2007 - 2012: FT, FE, FFa
- 2012 - 2014: Fisipol, FE, FGeo, FT, FKU
- 2014 - 2017: FT, FE, FGeo, FH, FKU
- 2017 - 2022: FT, FE, FH, FKG, FTP
Koreksi:Ada koreksi terkait asal Wakil Rektor pada periode nomor 1 dan 2. FTP seharusnya FPn, FKH seharusnya FPt. Saya belum bisa edit di sini, grafik perbaikan ada di sini.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, "kenapa sejak 1998?"
Jawabannya sederhana, karena saya masuk UGM pada 2001. Pada saat itu rektor yang sedang menjabat merupakan rektor periode 1998-2001. Atau bisa juga didasarkan bahwa pada masa-masa itulah perubahan model pilrek di UGM terjadi, seiring dengan berubahnya status menjadi BHMN. 😆
Oke, lanjut, ya. Data di atas diwadahi dalam software Zotero. Periode dipasang sebagai judul, nama orang (pejabat) pada masing-masing periode dipasang sebagai author, sementara asal fakultas dipasang sebagai tag. Kemudian data dialihkan dalam bentuk RIS, lalu divisualkan menggunakan Vosviewer berdasar nama pejabat yang ada di author, serta visualisasi fakultas berdasarkan isian pada tag/kata kunci.
Catatan: jika pada satu periode ada 2/lebih pejabat dari fakultas yang sama, maka nama fakultas hanya ditulis 1x saja.
Pola rektor sejak 1998
Sejak 1998, jabatan rektor di UGM hanya "dikuasai" oleh 2 fakultas saja, yaitu Fisipol dan FT. Dua fakultas ini berbagi rata. Dari 6 masa jabatan rektor, masing-masing menempatkan 3 rektor. Pola yang terbentuk: Fisipol, Fisipol, FT, Fisipol, FT, FT. Coba lihat polanya, rapih kan?.
Dua fakultas ini sama-sama memiliki 2 periode yang bersambung, serta 1 periode yang terhimpit fakultas lain. Namun, ada 1 catatan, yaitu salah satu dari 3 jabatan rektor yang ditempati FT hanya penyelesaian periode yang belum habis. Hal ini terjadi ketika Prof. Dwikorita (FT) menggantikan Prof. Pratikno (Fisipol) yang diberi jabatan lebih tinggi: menteri.
Catatan lain terkait pola rektor sejak 1998, yaitu meskipun ada fakultas yang bersambung pada 2 periode berturut-turut, namun jika acuannya nama rektor, maka belum pernah ada (baik dari FT maupun Fisipol) yang kadernya berhasil menduduki jabatan rektor pada 2 periode berturut-turut.
Apakah ada yang mencoba? Ada. Pada periode pemilihan 2002, menurut catatan Tempo, Prof. Ichlasul Amal mencoba ingin kembali menjabat rektor, namun gagal. Kemudian pada 2007, menurut catatan ini, Prof. Sofian juga hendak mencoba kembali menjabat rektor, namun gagal. Serta pada 2017, menurut catatan ini, Prof. Dwikorita juga berkeinginan menjabat rektor kembali, namun gagal.
Hal di atas bisa memiliki banyak tafsir. Misalnya tidak adanya rektor yang memiliki kinerja luar biasa sehingga memungkinkan terpilih kembali, atau selalu ada orang baru (pendatang) baru yang menawarkan harapan baru, atau bisa juga menunjukkan bahwa konstelasi "politik" kampus selalu dinamis.
Dominasi FT dan FE
Gambar 1: Kemunculan dan kekuatan jaringan |
Gambar di atas menunjukkan kemunculan fakultas dalam jabatan rektor dan wakil rektor sejak 1998, serta kekuatan jaringannya. Terdapat 13 fakultas yang berkontribusi selama 6 periode rektor. Berarti ada 5 fakultas yang selama 6 periode ini tidak mendudukkan kadernya di jajaran rektor atau wakil/pembantu rektor, yaitu FIB, Filsafat, Psikologi, Biologi, Kehutanan. Ayo, terus berjuang!!
Berdasar gambar di atas, FT selama 6 periode rektor selalu ikut serta dalam kabinet. Rutin. Siapapun rektornya FT selalu ada. Ini juga berlaku untuk FE, bahkan meskipun FE belum pernah mendudukkan kadernya sebagai rektor pada 6 periode terakhir. Siapapun rektornya, FE juga selalu kebagian jatah wakil/pembantu rektor.
Lain halnya dengan Fisipol. Meski 3 dari 6 periode terakhir ini Fisipol berhasil mendudukkan kadernya sebagai rektor, namun peran di kabinet rektor ya hanya pada 3 periode rektor tersebut. Tidak ada kader Fisipol saat rektornya tidak dari Fisipol. Kenapa? ha embuh.
Kabinet FT dan Fisipol
Sebagai 2 fakultas yang mendominasi dalam mendudukkan kadernya sebagai rektor pada 6 periode terakhir, menarik untuk dilihat jejaring kabinetnya.
Namun, sebelum kita lihat kabinet dua fakultas ini, saya garis bawahi lagi fakta menarik, bahwa saat kader Fisipol menjadi rektor, selalu ada kader FT yang terlibat sebagai wakil/pembantu rektor. Namun saat kader FT menjadi rektor, kader Fisipol selalu tidak ada yang terlibat menjadi wakil/pembantu rektor.
Apakah hal tersebut karena Fisipol tidak mau, atau tidak ditawari/ajak, saya belum ada informasi. Anda punya?
Berikut gambar jejaring kabinetnya FT serta kabinetnya Fisipol.
Gambar 2: Jejaring kabinet FT |
Dalam menjalankan tugasnya sebagai rektor selama 3 periode, kader FT menempatkan wakil/pembantu rektor yang berasal dari fakultas teknik dan fakultas lain. Terdapat 8 node (fakultas) jejaring, di antaranya FE, FFa, FGeo, FKU, FH, FTP, dan FKG.
Gambar 3: Jejaring kabinet Fisipol |
Lain halnya dengan Fisipol. Meskipun sama-sama pernah menempatkan 3 kader sebagai rektor, namun berdasar gambar di atas, Fisipol lebih banyak memiliki jejaring fakultas yang ditempatkan sebagai wakil/pembantu rektor. Total ada 11 fakultas, yaitu Fisipol sendiri, kemudian FE, FKU, FPt, FTP, FGeo, FT, FPn, FFa, FKH, FMIPA.
Gambar 4: Jejaring kabinet rektor (keseluruhan) |
Gambar 5: Jumlah keikutsertaan di kabinet rektor serta kekuatan jejaringnya |
Nama pejabat rektor dan wakil rektor pada 6 periode terakhir, memiliki keterlibatan maksimal 2 kali pada kabinet rektor yang berbeda. Diantaranya Prof. Sudjarwadi, Prof. Retno Sunarminingsih, Prof. Didi Achjari, serta beberapa nama lainnya. Total ada 33 nama yang terlibat dalam kabinet rektor selama 6 periode terakhir. Data selengkapnya bisa dilihat pada gambar di atas.
Dari 33 nama pejabat rektorat pada 6 periode terakhir sejak 1998, jika divisualkan membentuk 3 kelompok jaringan, yang terdiri dari 5 klaster.
Gambar 6: Jejaring nama pejabat rektor/wakil rektor |
- Ir. Budi Karya Sumadi (Menteri Perhubungan) - FT
- Perry Warjiyo, S.E., M.Sc., Ph.D., (Gubernur Bank Indonesia) - FE
- Ir. Mochamad Basuki Hadimuljono, M.Sc., Ph.D., (Menteri PUPR) - FT
- Retno L.P Marsudi., S.IP., MA., (Menteri Luar Negeri) - FISIPOL
- Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc., (Mensesneg) - FISIPOL
- Ir. Agus Priyatno, IPU., (Direktur Umum Kaltim Methanol Indonesia) - FT
- Prof. Dr. Dato’ Sri Tahir, MBA., - Dr. (HC) bidang Kedokteran
- Ir. Ahmad Yuniarto (Dirut Pertamina Geothermal Energi) - FT
- Dr. Bagus Santoso, M.Soc.Sc. - FE
- Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D., Psikolog. - FPsi
- Dr. dr. Rustamadji., M.Kes. - FK
- Prof.dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.d. - FK
- Prof. Dr. Apt., Subagus Wahyuono, M.S.c. - FFa
- Prof. Dr. Chairil Anwar. - FMIPA
- Ade Agoes Kevin Dwi Kesuma Parta - FH
- M. Nur Budiyanto. - Tendik bertugas di SV
Kita perlu rektor yang ilmuwan benar-benar, bukan sekedar kepala administrasi
- Sejak 1998, terdapat 6 kabinet rektor.
- Dari 6 kabinet itu, hanya ada 2 fakultas yang calonnya berhasil menjadi rektor: 3 dari Fisipol, 3 dari FT.
- Satu dari 3 yang dari FT "hanya" meneruskan jatah yang belum habis.
- Ketika Fisipol jadi rektor, FT selalu ikut ambil bagian sebagai wakil/pembantu rektor.
- Ketika FT jadi rektor, Fisipol selalu tidak ada dalam jajaran wakil/pembantu rektor.
- FT dan FE selalu mendapat peran dalam 6 kabinet rektor.
- Dari 6 periode kabinet rektor sejak 1998-2021, nama pejabat pada periode pertama membentuk 1 klaster terpisah. Periode 2 dan 3 saling terhubung; periode 4,5,6 juga saling terhubung.
- Dari catatan di atas kertas, FT punya peluang besar untuk jabatan rektor pada pilrek 2022, sekaligus peluang mencetak hattrick.
- Terkait dengan nomor 8, jika ingin mempertahankan trend serta "mengambil" jatah, FISIPOL harus mencari kader terbaik dengan tingkat popularitas dan keterpilihan tinggi.
- Belum pernah ada rektor yang menjabat 2x berturut-turut.
- Meskipun yang berpeluang besar di tahun 2022 itu FT, saya kira agar sehat, harus ada pergantian rezim.
- FE, yang selama 6 periode selalu berkontribusi, mestinya punya modal sosial tinggi untuk menempatkan kadernya menjadi rektor.
- Pada 6 periode terakhir, terdapat 13 fakultas yang memiliki kader sebagai rektor maupun wakil/pembantu rektor; sedangkan 5 fakultas lain masih belum.
Iseng yang menarik dan bermanfaat, sering-sering iseng Mas :D
ReplyDeleteKeren Pak, bermanfaat ������
ReplyDeleteApik apik, melihat suksesi rektor UGM dari sisi trend asal usul fakultas calon rektor.
ReplyDeleteLuarbiasa. Sangat menarik.
ReplyDeletesy setuju dng kalimat pamungkasnya. suatu saat harus ada rektor yang dari (berjiwa) sastra atau filsafat. setidaknya bisa untuk menjaga indepedensi akal sehat dlm berinteraksi dengan kekuasaan pemerintah.
ReplyDeleteCiamik, sangat visioner dan sungguh menarik, semoga Tuhan mengijinkan, amin.
ReplyDeleteanalisisnya menarik dan keren. kayak othak athik mathuk, tapi rasional.
ReplyDeletelanjutkEn ke 2027 yes
Ada wakil rektor dari FIB
ReplyDelete