Tentunya kita sering mendengar orang menyebut SCOPUS dan Jurnal Citation Report (JCR). Secara umum orang menganggap, jika ada artikel masuk di index SCOPUS maka dianggap berkualitas. DIKTI sendiri dalam laman http://pak.dikti.go.id/portal/?p=41 menyebutkan bahwa untuk memeriksa PAK dosen terkait artikel jurnal, maka jujugan pertamanya adalah SCOPUS an JCRnya Thomson ISI Knowledge.
Nah, apakah fungsinya hanya itu? di SCOPUS sekedar mencari jurnal apa yang diindex dan di JCR hanya mencari jurnal apa yang IFnya paling tinggi?. Tentu saja tidak. Bagi peneliti dapat mengoptimalkan keduanya untuk kepentingan riset, mencari artikel yang banyak dikutip pada bahasan tertentu, sehingga mudah menemukan tulisan yang berpengaruh pada banyak tulisan lain.
Begini.
![]() |
view ref aktif |
- Tentukan kata kunci terkait penelitian yang ingin anda lakukan, kemudian cari di SCOPUS
- Setelah menemukan artikel yang anda butuhkan, anda dapat membaca dan menelusur daftar pustaka artikel tersebut. Tentunya SCOPUS telah mampu mengantarkan anda pada alamat url dari daftar pustaka yang tertulis.
- Pengarang artikel yang anda inginkan, dapat anda analisis produktifitasnya melalui h-index di SCOPUS
- Andapun dapat menemukan alamat asli referensi tersebut dengan mudah. Termasuk menemukan frekuensi sitir pada tiap referensi. Semakin banyak dikutip, maka semakin banyak artikel tersebut berpengaruh pada tulisan lain. Temukan artikel tersebut pada database yang dilanggan oleh kampus anda.
- Jika tidak menemukan artikel yang dimaksud, kontak pustakawan.
![]() |
view ref non aktif |
Menemukan referensi sekaligus frekuensi referensi hanya dapat dilihat jika memiliki akses langganan ke SCOPUS, jika tidak maka tentu saja tidak dapat melihat secara lengkap referensi+frekuensi kutipannya.
![]() |
referensi dan frekuensi dikutip |
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih, komentar akan kami moderasi