oleh: Purwoko
(tulisan ini bagian dari laporan tengah tahun 2013)
“Library is a growing organism” (SR Ranganathan)
Ungkapan
di atas disampaikan oleh Ranganathan pada formula filsafat
perpustakaannya; atau orang sering menyebut hukum perpustakaan.
Perpustakaan adalah organisme yang terus tumbuh. Sehingga kreatifitas
untuk menyehatkan perpustakaan harus terus dikembangkan.
Ini adalah tulisan menjelang 1 tahun
saya berada di Perpustakaan FT UGM, tepatnya awal mei 2013. Selama satu
tahun, saya merasa belum dapat mengantarkan perpustakaan Fakultas Teknik
UGM ke bentuk idealnya. Atau mungkin, bentuk ideal itu juga masih
samar-samar atau belum tervisikan oleh saya. Masih compang-camping di
berbagai sisi…..
Perpustakaan ini memang unik. Hidup di
antara perpustakaan jurusan yang lebih bergairah nuansa akademiknya
daripada perpustakaan fakultas. Koleksi buku, jurnal tercetak, tugas
akhir, proseding dan koleksi lain ada di perpustakaan jurusan. Pada sisi
substansi, selama ini perpustakaan fakultas hanya menjadi pelengkap keberadaan perpustakaan jurusan terutama terkait akreditasi.
Semenjak direnovasi oleh pihak sponsor,
perpustakaan memasuki babak baru. Buku berkurang 80% karena diserahkan
ke perpustakaan jurusan, rak dikurangi, fasilitas ditambah berupa
komputer dan internet; label baru disematkan yaitu label e-library.
Keputusan ini terjadi pada era sebelum saya. Keadaan baru ini menuntut
kegiatan baru pula, sayangnya keadaan ini tidak dibarengi dengan grand
disain pembaharuan SDM baik terkait pendidikan ataupun kemampuan, baik
berupa penggantian atau konsep pelatihan-pelatihan.
Keadaan yang baru ini mengakibatkan
berkurangnya kegiatan “meminjam-mengembalikan” buku yang merupakan
kegiatan utama perpustakaan sebelum direnovasi. Kegiatan ini merupakan
kegiatan andalan dan beberapa staf hanya bisa melakukan ini. Pada
evaluasi akhir tahun 2012 kegiatan sirkulasi koleksi sangat minim,
padahal ada 3 staf yang ditempatkan pada bagian ini.
Sebagai perpustakaan yang “baru”, ada
berbagai hal yang baru yang mestinya dilakukan. Amanah dari Dekan FT
UGM, pada masa awal penunjukan saya sebagai penanggungjawab
perpustakaan, adalah “percepatan fungsi perpustakaan”. Mungkin
ini memang tabiat pengemban amanah pada level manajeman, yang hanya
memberikan kata kunci, sementara penerjemahannya diserahkan pada para
bawahannya.
Beberapa waktu di perpustakaan, saya
memang merasakan berbagai hal yang harus berubah. Dari sisi SDM terkait
kemampuan, keaktifan serta ketertiban; dari sisi kegiatan perpustakaan
yang harus mencari kegiatan baru sebagai “penambal” kegiatan yang sudah
hilang sekaligus menjalin hubungan dengan perpustakaan di tiap jurusan
agar dapat berjalan seiring.
Enam bulan pertama, adalah masa-masa penuh tekanan bagi saya. Bahkan masih terasa hingga tulisan ini ada.
Dalam kurang lebih satu tahun ini, masih
ada berbagai hal yang perlu diperbaiki. Namun demikian, ada pula
hal-hal yang dapat kami raih. Munculnya katalog induk antar jurusan dan
dengan perpustakaan fakultas, munculnya beberapa kegiatan kreatif yang
harus menjadi salah satu core kegiatan perpustakaan,
pengelolaan abstrak tugas akhir, perbaikan tata ruang, jalinan kerjasama
non-formal dengan alumni dan perpustakaan lain dalam rangka pemenuhan
kebutuhan referensi (jurnal online) serta beberapa yang lain.
Hal lain yang kami lakukan adalah
pengadaan buku non teknik. Baik berupa novel, filsafat, cerpen,
biografi, motivasi dan lain sebagainya. Pada awal pengadaan memang ada
yang mempertanyakan namun dengan beberapa penjelasan akhirnya diloloskan
juga.
Beberapa hal masih perlu diperbaiki,
yang semestinya jika ada pada posisi ideal dapat menopang beberapa
inovasi yang dilakukan. Perbaikan itu mencakup perbaikan kinerja staf,
peningkatan kemampuan staf, rasionalisasi jumlah staf, standarisasi
kompetensi staf disesuaikan dengan tuntutan perpustakaan saat ini.
Dengan mencari kegiatan baru, beberapa staf telah punya tanggungjawab
yang mendekati proporsional dalam perpustakaan, namun demikian harus
saya akui masih ada yang jauhdari proporsional.
Jika disederhanakan, saya berfikir bahwa
idealnya para pengelola perpustakaan di fakultas teknik UGM
(Perpustakaan Fakultas) harus memiliki keahlian spesifik pada tiap
individunya.
Beberapa keahlian tersebut adalah: literasi informasi (kemampuan mendeteksi kebutuhan, mencari, menemukan, mengevaluasi informasi, menggunakan informasi dan meramunya menjadi pengetahuan), penguasaan pada tool (perangkat lunak) pendukung akademik, kemampuan meresensi buku, kemampuan menulis, kemampuan mengelola website (mengisi dan mendisain), kemampuan blogwalking terutama terkait pengembangan perpustakaan dan pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa, kemampuan mengelola jaringan internet, mengelola software komputer, dasar-dasar penelitian, kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dasar-dasar bahasa Inggris.
Jika disederhanakan lagi, sesuai yang
disampaikan David McClelland maka pustakawan harus punya N-Ach atau
kemauan/kebutuhan untuk berprestasi, N-Aff atau kebutuhan untuk
berjejaring dengan orang lain dan berbagi, serta N-Pow atau kebutuhan
untuk meningkatkan posisi tawar. Ketiganya harus didukung dengan kemauan
dan kreatifitas.
Masih ada banyak hal yang harus dilakukan…. semoga energi akan terus ada, dan diberi kesanggupan. Penilaian atas apa yang ada di perpustakaan, saya serahkan sepenuhnya pada para stake holder; baik mahasiswa, dosen, staf, karyawan, manajemen fakultas dan lain sebagainya.
“Aku tidak bermaksud, kecuali melakukan perbaikan selagi aku masih berkesanggupan” (Syuaib, AS)
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih, komentar akan kami moderasi