Setidaknya sampai saat ini, detik ini, pas saya nulis ini, ada tiga profesor atau guru besar bidang Ilmu Perpustakaan di Indonesia.
Pertama, Sulistyo Basuki. Menurut data di sini, Pak Sulis memperoleh gelar profesornya pada 1995 dari Universitas Indonesia. Cukup lama Pak Sulis menjadi satu-satunya guru besar di bidang perpustakaan di Indonesia. Bertahun-tahun tak ada orang lain yang mampu menyusulnya.
Setelah sekian lama tidak ada guru besar baru, bahkan sampai Pak Sulis pensiun, baru pada tahun 2022 muncul guru besar baru. Pak Jonner Hasugian, yang menurut berita di sini, dikukuhkan pada 2022. Pak Jonner merupakan dosen di Universitas Sumatra Utara, tentu saja departemen ilmu perpustakaan.
Setelah Pak Jonner, pada tahun yang sama, ada Pak Nurdin Laugu dari Univ Islam Negeri Sunan Kalijaga yang meraih guru besar.
Nah. Guru besar tentu saja merupakan orang yang sangat mumpuni pada bidang ilmu tertentu. Mereka pasti banyak bergelut pada bidang penelitian, kemudian diterbitkan. Terbitan inilah yang menjadi salah satu syarat mereka memperoleh jabatan guru besar. Konon begitu katanya.
Sebagai guru besar, ilmunya sudah menjulang tinggi. Melampaui sejawatnya yang masih lektor atau lektor kepala.
Lalu, seperti apa wajah publikasi mereka?
***
Saya coba cari di database Scopus. Mengingat database ini menjadi salah satu tolok ukur pengajuan guru besar. Setidaknya demikian syarat dalam panduan pengajuan angka kredit yang dibuat oleh Dikti tahun 2019.
Karyo: "Kok cuma Scopus, Jo?"
Paijo: "Sik gampang tur cepet, Kang."
Saya telusuri ID Scopus 3 guru besar ini, kemudian dijadikan bahan untuk membuat rumus pencarian.
Ini rumus yang saya gunakan: AU-ID ( "Nurdin, L." 57214073491 ) OR AU-ID ( "Hasugian, Jonner" 57205436668 ) OR AU-ID ( "Basuki, Sulistyo" 56496954400 ).
Pencarian menghasilkan 10 dokumen.
Total publikasi masing-masing GB |
Pak Nurdin, meskipun paling baru sebagai guru besar, memiliki paper paling banyak.
Co-authornya Pak Nurdin |
Co-authornya Pak Sulis |
Sebagian penulis jejaringnya Pak Jonner |
Negara asal penulis |
![]() |
co-author 3 guru besar |
Hmm, ada yang aneh. Ada 1 paper Pak Jonner yang penulisnya banyak (lihat keterangan sebelumnya), namun yang terbaca di visualisasi hanya beberapa. Saya belum nemu jawabnya.
![]() |
kata kunci 2 guru besar baru |
Kata kunci publikasi 3 guru besar |
Gambar di atas kumpulan kata kunci dari semua guru besar. Total ada 8 klaster, dengan angka kemunculan terbanyak yaitu "academic libraries" sebanyak 3x. Lainnya cuma 1x.
overlay kata kunci publikasi 3 guru besar |
Jika dipindah ke overlay, yang kuning atau lebih terang merupakan kata kunci yang munculnya paling baru.
Paijo: "Kang, kok ndak ada topik bookless atau sofa dan bantal, ya?"
Karyo: "Hus!"
Mas Purwoko terima kasih atas analisis Mas Pur. Tentu mencerahkan saya. Saya belajar memahami:
ReplyDeleteSaya ada pertanyaan sederhana
Bagaimana caranya menemukan "keahlian utama" (spesialisasi) masing-masing GB kita berdasar data yang dapat ditelusur?
Terima kasih atas pencerahan Mas Pur.
Ada riset teknologi untuk menemukan keahlian utama, bisa cek di https://www.instagram.com/p/CclG0U6v2Ft/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
DeleteSelain itu, saya kira menggunakan bibliometrik bisa juga dilihat kecenderungannya.
Saya doakan the Next Guru Besar/Prof. bidang ilmu perpustakaan bisa seperti masbro Paijo biar bisa lebih greget lagi dari sisi karya-karya tulis dan lebih-lebih sebenernya yang tidak hanya kontribusi tulisan normatif agar dapat gelar tersebut, namun jauh lebih penting dari sekedar tulisan adalah DAMPAK langsung yang bisa terasa dan dilihat untuk kemajuan perpustakaan di Indonesia.
ReplyDeleteSaya sangat berharap salah satu developer slims ada yang jauh lebih layak meraih gelar ini, soalnya dampak karya developer slims sungguh luar biasa, tinggal melengkapi syarat-syarat normatif saja yang perlu dilakukan sebagaimana sudah dikupas (dikuliti) sama masbro Paijo :-)