Tuesday, 26 November 2019

Visualisasi lowongan pekerjaan CPNS pustakawan - perpustakaan tahun 2019

Dataset diambil dari https://sscn.bkn.go.id/ dengan pencarian menggunakan kata kunci "pustakawan" atau "perpustakaan".

Setelah data diperoleh, data diolah menggunakan LibreOffice Calc dengan ketentuan:

  1. nama instansi yang membuka lowongan dikelompokkan menjadi
    • "pemerintah" yang berisi institusi pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, atau kota)
    • "badan" yang berisi berbagai badan negara
    • "perpusnas" yang berisi institusi perpustakaan nasional
    • Selain 3 di atas tidak digunakan, karena hanya ada 1 untuk kepolisian, dan 1 lembaga, yang datanya sudah terwakili - padahal males ngedit :) 
  2. jenis lowongan, serta syarat pendidikan pelamar disatukan dalam satu sel dipisahkan dengan koma
  3. nama instansi digabungkan dengan sel yang memuat jenis lowongan dan syarat pendidikan dengan kategori author
  4. nama instansi pada nomor 3, juga diambil sebagai title
Dengan adanya data author yang terdiri dari instansi, jenis lowongan, serta syarat lowongan, maka diharapkan dapat divisualkan hubungan ketiganya sesuai dengan kelompok instansi.

Data di atas disusun dalam format file CSV sesuai format Publish or Perish. Kemudian diimport ke Publish or Perish, dieksport ke Zotero, baru terakhir dari Zotero ke format .ris untuk akhirnya dibaca di Vos Viewer.

Hasil visualisasinya sebagai berikut:

Visualisasi lowongan pada badan negara
Visualisasi pertama dengan 11 data lowongan pada instsansi badan negara. Pada visualisasi di atas terlihat beberapa jabatan lowongan pekerjaan terkait perpusakaan. Pertama pustakawan ahli pertama, kemudian juga ada pustakawan pelaksana/terampil.

Dua jenis jabatan ini terbagi menjadi dua klaster, yang mengindikasikan syarat pendidikan pelamar. Perbedaan penyebutan pendidikan S1 "Perpustakakaan" masih terjadi pada lowongan instansi badan pemerintah ini. Ada yang disebut ilmu perpustakaan, ilmu informasi dan perpustakaan, ilmu perpustakaan dan informasi. Uniknya, lowonga pustakawan ahli ini terbuka bagi S1 kearsipan.

Tidak jauh beda dengan lowongan untuk pustkawan pelaksana terampil. Jabatan ini diperuntukkan bagi alumni D III.  Perbedaan nama jurusan perpustakaan juga terjadi. Selain itu, jabatan ini juga terbuka bagi D III kearsipan.
lowongan di instansi pemerintah daerah
Lowongan di instansi pemerintah daerah memiliki jumlah paling banyak. Setidaknya ada 319 lowongan.

Jabatan yang dibuka beragam. Ada pustakawan ahli pertama, pengawas perpustakaan, pustakawan pelaksana/terampil, penyuluh perpustakaan, penyusun rencana kehumasan dan perpustakaan.

Jenjang pendidikan yang dibutuhkan pun sangat beragam.

Berikut beberapa visualisasi lowongan di pemerintah deaerah, berdasarkan nama jabatannya.
Pustakawan ahli di pemerintah daerah

Pustakawan terampil di pemerintah daerah

Penyusun perencana kehumasan dan perpustakaan di pemerintah daerah

Pengelola perpustakaan di pemerintah daerah

Pengawas perpustakaan di pemerintah daerah
Pada lima visualisasi di atas, terlihat jabatan dan syarat yang menyertainya. Ada pendidikan selain "perpustakaan" yang bisa melamar. Termasuk bidang sejarah, kearsipan, sastra indonesia, administrasi, dokumentasi, komunikasi, humas, bahasa asing, manajemen rumah sakit,  Bahkan untuk penyuluh bisa dilamar lulusan teknik industri.

Lowongan di Perpustakaan nasional
Setelah tahun lalu perpusnas membuka lowongan pustakawan dari berbagai jurusan, tahun ini ada 12 institusi di bawah perpusnas yang membuka lowongan. Dilihat dari nama jabatannya, hanya ada dua: terampil, dan ahli.

Terampil dapat dilamar alumni d3 ilmu perpustakaan, sementara ahli pertama diperuntukkan bagi S1 ilmu perpustakaan.

Kesimpulan

  1. Nama jabatan bermacam-macam, sesuai kebutuhan. Terlihat paling mencolok variasinya di instansi pemerintah daerah
  2. Nama prodi yang dibutuhkan juga macam-macam. Mulai dari ilmu sosial, bahkan ada juga yang teknik.
  3. Tidak ada lowongan untuk S2
  4. Tidak ada lowongan untuk alumni D2, atau D1 perpustakaan
  5. Lowongan di Perpusnas terlihat paling rapih. Dengan 2 jenis jabatan lowongan, untuk 2 jenjang pendidikan perpustakaan.

Pernyataan
Mohon maaf kalau keliru ambil data dan analisis.
----------------------

Sambisari,
Slasa Kliwon 28 Mulud Wawu 1953 AJ.
05.50 pagi

Monday, 11 November 2019

Membuat rumus di Latex menggunakan MathPix

Extract LaTeX from PDFs or handwritten notes in seconds. Download Snip for desktop and start saving time

Dengan aplikasi ini https://mathpix.com/, kita bisa memperoleh kode rumus pada Latex secara cepat. Tersedia di Android, iOS, Windows, Linux, dan Mac.


Uniknya aplikasi ini diakui oleh ilmuwan sekaliber Einstein, Newton dan Alan Turing. Tapi ya embuh, tenan mereka pernah mencoba atau bagaimana sejarahnya... 

“If I had known about Mathpix earlier, perhaps I would have had enough time to work out the Grand Unified Theory.”

Albert Einstein


“When I lost my .tex file to the Principia, I was devastated. Mathpix helped me effortlessly use equations from the Principia in my new work. I now have more time to stand beneath trees and get hit by apples.”

Isaac Newton


“Mathpix's AI definitely passes this Turing test!”

Alan Turing





Sunday, 10 November 2019

[[ Kemaruk ]]

Sedang pada masanya, lowongan CPNS dibuka di berbagai institusi. Berbagai formasi, dengan berbagai syarat dan ketentuan masing-masing.

Termasuk di antaranya lowongan kerja di Perpustakaan. Ada yang menggelitik, dan itulah yang sedang diobrolkan Paijo dan Karyo.

***

“Kang, ini masa buka-an PNS,” Paijo membuka diskusi. Mereka berdua nonton sepak bola. Lewat TV 14 inc model tabung, pertandingan antara Indonesia melawan Timor Leste sore itu, jadi hiburan sambil menunggu teman-temannya di pos ronda. Ada sepiring kacang goreng, lengkap dengan racikan kopi pahit.

“Iya, Jo. Kenapa?” Karyo menyahut sambil terus mengikuti laju bola yang jadikan rebutan.

“Kemarin, ada yang mau ngirim surat ke institusi pembuka lowongan, Kang. Mau protes, atau halusnya mengoreksi. Katanya sih ada kekeliruan,” Paijo menjawab. Tangannya meraih kacang goreng dengan tanpa melihat piring. Memasukkan kacang ke mulut, lalu mengunyahnya. Sementara matanya tetap fokus pada tv. Mengamati proses rebutan bola antara 2 kesebelasan.

Dua sahabat ini memang luar biasa. Multitasking. Bisa melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Mengambil kemudian mengunyah makanan, fokus nonton bola, ngomong sambil mikir dan diskusi.

“Harus dingatkan,” katanya begitu, Kang.

“Memangnya kenapa, Jo?”. Karyo berusaha mendalami informasi dari Paijo. Tentu, Karyo yang arif dan bijaksana itu, ingin tahu lebih dalam dahulu sebelum komentar.

“Lowongan itu kan untuk posisi pekerjaan di perpustakaan, sebagai pengelola bahan pustaka. Tapi syarat pendidikannya justru dari lulusan komputer, Kang. Nah, itukan mengambil hak alumni ilmu perpustakaan. Mau diingatkan bahwa sebagai pengelola bahan pustaka, harusnya ya lulusan ilmu perpustakaan,” terang Paijo.

“Memang lulusan ilmu perpustakaan mampu, Jo?” karyo bertanya singkat.

“Woooo. Pertanyaanmu itu menyepelekan alumni ilmu perpustakaan, Kang. Hati-hati, bisa bikin marah para dosen ilmu perpustakaan yang sudah nggula wenthah mereka, lho!”. Paijo setengah naik pitam, namun tetap fokus pada bola yang ditendang kesana dan kemari.

“Lho. Aku kan cuma tanya, Jo,” Karyo menegaskan.

“Ya, jelas mampu tho, Kang. Atau paling tidak, pasti di antara sekian lulusan ilmu perpustakaan itu ada yang mampu. Makanya dilakukan seleksi,” Paijo melanjutkan.

“Tapi begini, Kang. Ada yang mengganjal pikiranku,” Paijo buru-buru meraih gelas berisi kopi, lalu menyeruputnya. Tampak wajah Paijo menyiratkan ada kenikmatan tiada tara, ketika air kopi itu masuk mulutnya, kerongkongan, kemudian masuk dalam perut bertemu dengan kacang goreng. Percampuran kandungan kopi dan kacang goreng membuat matanya merem melek.

“Saya belum nemu dosen ilmu perpustakaan, pustakawan, atau organisasi profesi pustakawan yang protes jika yang terjadi adalah sebaliknya,” Paijo bertutur.

“Maksudmu?”, Karyo bertanya.

Lowongan dan syarat pendidikannya #1

Lowongan dan syarat pendidikannya #2


“Ada juga lho, kang. Lowongan, yang meskipun ada lulusan sekolah yang sesuai dengan lowongan perkerjaan itu, tapi terbuka untuk lulusan ilmu perpustakaan bisa mendaftar. Nah, dalam kasus ini, pustakawan justru senang dan gembira,” lanjut Paijo.

“Apalagi dosen ilmu perpustakaan, Kang. Kondisi itu jadi modal mereka untuk menunjukkan pada dunia, bahwa anak didik mereka berpeluang masuk pada berbagai bidang,” Paijo berapi-api.

“Wo, bahasamu, Jo. Menunjukkan pada dunia…”, Karyo sedikit mengejek diksi Paijo.

"Kan, kalau konsisten harusnya mereka protes, Kang. Kirim surat. TOLONG FORMASI TERSEBUT JANGAN DIBUKA UNTUK ALUMNI ILMU PERPUSTAKAAN. SUDAH ADA ALUMNI JURUSAN LAIN YANG LEBIH SESUAI. KAMI TIDAK MAU MENGAMBIL HAK ORANG LAIN. Kudunya begitu, Kang," tegas Paijo.

“Justru itu sebagai bukti, Jo. Menunjukkan kenyataan pada dunia, bahwa "ingin memiliki lebih banyak" itu sifat dasar manusia,” Karyo menjawab sambil tersenyum.

***

“Gooooooooooooooool,” Paijo teriak. Sepiring kacang goreng sudah ludes tak tersisa. Padahal Soplo dan Giyo, belum kelihatan.  Tak ada sisa untuk mereka. Mungkin memang benar, kemaruk bisa muncul di mana saja.



Sambisari,
Ngahad Wage 12 Mulud Wawu 1953 AJ.







Wednesday, 6 November 2019

PresentationGO: template powerpoint berlisensi fleksibel

Berbagai template di web ini memiliki lisensi penggunaan yang cukup fleksibel.

Diperlukan atribusi, boleh digunakan untuk personal dan edukasi, boleh pula untuk kepentingan komersial. Namun tidak boleh untuk kepentingan diluar presentasi, serta tidak boleh dijual dan didistribusikan ulang.

Nah, akhirnya, presentasi ini hanya untuk dipakai sendiri, tidak dijual. Isinya hanya untuk kepentingan presentasi, termasuk presentasi bisnis. Dan tentunya, harus menyebut sumber.

Silakan akses di https://www.presentationgo.com/. Ada berbagai kategori template di sana.

Selain template, juga ada grafik, timeline dan lainnya.

lisensi dan syarat penggunaan

ada 2 file dengan ukuran berbeda

bukan hanya template



Monday, 4 November 2019

Wajah publikasi bidang perpustakaan di 3 jurnal terbaik

Latar belakang
Katanya ilmu perpustakaan itu ada. Ya, terutama kata para ilmuwan ilmu perpustakaan. Kalau pustakawan, tidak semuanya menganggap ilmu perpustakaan itu ada. Dan,  ndak selalu harus kuliah ilmu perpustakaan agar dapat menjadi pustakawan.

Salah seorang kawan, dia pustakawan, bahkan terang-terangan mengatakan, "ndak perlu kuliah untuk jadi pustakawan". Begitu kurang lebih.

Nah. Penelitian ilmiah, bahkan sangat ilmiah ini,  ingin menelisik sejauh mana penelitian yang berhasil diterbitkan dalam jurnal top bidang ilmu perpustakaan. Tentu saja, penelitian itu mengindikasikan berkembangnya ilmu perpustakaan. Terutama, sekali lagi, bagi para pemuja adanya ilmu perpustakaan.

Setidaknya ada beberapa pertanyaan penelitian yang hendak dijawab:
  1. Siapakah penulis paling produktif dalam bidang ilmu perpustakaan?
  2. Negara manakah yang paling banyak menyumbang penelitian/penulis/peneliti?
  3. Institusi apakah yang paling produktif?
  4. Topik apakah yang banyak dibahas?
  5. Bagaimana trend penelitian bidang ilmu perpustakaan?


Metode
Metode yang digunakan adalah metoda "tiga". Tiga adalah angka sakral. Dia dipakai dalam berbagai kepentingan. Lihat saja, kejuaraan itu diambil 3 besar. Kemudian ketika memulai lomba, hitungan dimulai dari 3,2,1 atau sebaliknya.

Anak-anak juga bernyanyi dengan angka 3. Satu-satu, aku sayang ibu. Dua-dua, juga sayang ayah. Tiga-tiga, sayang adik kakak. Satu dua tiga, sayang semuanya.

Betapa angka 3 sangat berarti dalam kehidupan kita.

Nah, dalam penelitian ini juga dicari 3 jurnal top bidang ilmu perpustakaan kemudian diolah. Tiga jurnal top ini ditentukan dengan meminjam data dari ScimagoJR.

Pada Scimago dilakukan filtering ranking jurnal bidang library and information science. Kemudian hasilnya difilter lagi dengan filteri Web Of Science. Dari filtering itu, diambil 3 jurnal dengan kategori Q1.

Tiga jurnal yang dipilih yaitu Journal of Library Administration (LA), Journal of Academic Librarianship (AL) , dan Library and Information Science Research (LISR).

Kenapa 3 jurnal di atas? Ya, suka-sukalah.

Tahap selanjutnya, dilakukan pencarian publikasi dari 3 jurnal di atas pada database Scopus. Setelah itu, diunduh dalam format .csv.

Batasan penelitian
Penelitian ini masih terbatas. Batasnya tinggi. Tinggi sekali. Sehingga sulit dilompati. Bahkan diterobos sekalipun.


Pembahasan
Jumlah artikel berdasar jurnal
Jurnal LA memiliki artikel paling banyak. Berarti ini termasuk favorit. Paling tidak di antara 3 jurnal tersebut di atas.

5 penulis top
Hernon P, merupakan penulis paling produktif dengan 101 artikel. Lengkapnya Peter Hernon, berasal dari Simmons College, Boston, United States. Afiliasi di Scopus salah satunya Library and Information Science Research. Artikelnya juga tentang library, banyak diterbitkan di jurnal Library and Information Science Research.

Profil lengkap Hernon di Scopus bisa dilihat di https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=7003600731&origin=resultslist

Paijo: "Pak Hernon itu dosen ilmu perpustakaan bukan, ya?"
5 negara top
Nah, ini sangat timpang. Ternyata penulis dari US sangat dominan. Jauh sekali jumlahnya dibanding peringkat 2 dan seterusnya.  Dari Asia, ada China. Meskipun jumlahnya cuma 61 artikel, tapi tetap masuk 5 besar.

Lalu di mana penulis dari Indonesia? adakah?

Ada dong. Berapa? Satu. Lihat di bawah ini:

Lamhot S. P. Simamora & Firman Gunawan (2001) Indonesia Electronic Library Design Plan for Supporting a Distance Learning Environment, Journal of Library Administration, 32:1-2, 361-369, DOI: 10.1300/J111v32n01_11

Pak Lamhot dan Firman, sesuai profil di Scopus, memiliki afiliasi Divisi RisTI PT Telkom, Indonesia. Profilnya bisa dilihat di sini dan di sini.

Paijo: "Wah, tiwas. Saya kira beliau ini ilmuwan ilmu perpustakaan, je".


5 institusi top
Summons College merupakan institusi yang paling banyak menyumbang artikel pada 3 jurnal top di atas, dengan 114 artikel.

VosViewer
Jejaring antar kata kunci
Dari jejaring di atas, dapat dilihat topik mana yang masih punya peluang, dan mana yang sudah jenuh.

Academic libraries, ternyata menjadi topik dominan. Topik ini berkaitan dengan topik lain, misalnya information literacy, undergraduates, academic librarians, dan lainnya.

Beberapa topik yang ada di bagian luar, sangat mungkin masih dapat diteliti lebih jauh. Twitter misalnya, atau fundraising. Juga online learning, dan topik lain yang belum punya hubungan kuat dengan topik lainnya.

Note: kuat tidaknya hubungan ditandakan dengan garis yang menghubungkan antar topik, serta angka link streng (tidak terlihat pada gambar di atas).
jejaring antar penulis
Agaknya Hernon punya jejaring paling dominan. Hernon menyambungkan klaster di kanan dan kiri. Dengan 100 lebih artikel, agaknya perlu juga memetakan artikel Hernon ini.

trend topik riset

Wuih. Topik dengan warna kuning di atas memperlihatkan topik terbaru yang diteliti. Kata kunci yang divisualkan di atas minimal muncul 5 kali atau minimal digunakan pada 5 artikel yang berbeda.

Ada makerspace, topik yang pernah nyaring terdengar. Kemudian ada twitter, library outreach, student learning outcomes.

Topik warna kuning itu muncul pada kisaran 2016.

Kesimpulan
Pada 3 jurnal terbaik ini, tidak ditemukan ilmuwan ilmu perpustakaan Indonesia sebagai penulis. Mungkinkah ini salah satu tanda, bahwa ilmuwan ilmu perpustakaan di Indonesia masih kurang greget dalam membela ilmu perpustakaan?
Atau, memang ilmu perpustakaan di Indonesia ini hanya copas dari luar Indonesia saja?
Anda bebas menyimpulkannya.
Toh ini hanya berdasar 3 jurnal
.

Selamat sore