Katanya ilmu perpustakaan itu ada. Ya, terutama kata para ilmuwan ilmu perpustakaan. Kalau pustakawan, tidak semuanya menganggap ilmu perpustakaan itu ada. Dan, ndak selalu harus kuliah ilmu perpustakaan agar dapat menjadi pustakawan.
Salah seorang kawan, dia pustakawan, bahkan terang-terangan mengatakan, "ndak perlu kuliah untuk jadi pustakawan". Begitu kurang lebih.
Nah. Penelitian ilmiah, bahkan sangat ilmiah ini, ingin menelisik sejauh mana penelitian yang berhasil diterbitkan dalam jurnal top bidang ilmu perpustakaan. Tentu saja, penelitian itu mengindikasikan berkembangnya ilmu perpustakaan. Terutama, sekali lagi, bagi para pemuja adanya ilmu perpustakaan.
Setidaknya ada beberapa pertanyaan penelitian yang hendak dijawab:
- Siapakah penulis paling produktif dalam bidang ilmu perpustakaan?
- Negara manakah yang paling banyak menyumbang penelitian/penulis/peneliti?
- Institusi apakah yang paling produktif?
- Topik apakah yang banyak dibahas?
- Bagaimana trend penelitian bidang ilmu perpustakaan?
Metode
Metode yang digunakan adalah metoda "tiga". Tiga adalah angka sakral. Dia dipakai dalam berbagai kepentingan. Lihat saja, kejuaraan itu diambil 3 besar. Kemudian ketika memulai lomba, hitungan dimulai dari 3,2,1 atau sebaliknya.
Anak-anak juga bernyanyi dengan angka 3. Satu-satu, aku sayang ibu. Dua-dua, juga sayang ayah. Tiga-tiga, sayang adik kakak. Satu dua tiga, sayang semuanya.
Betapa angka 3 sangat berarti dalam kehidupan kita.
Nah, dalam penelitian ini juga dicari 3 jurnal top bidang ilmu perpustakaan kemudian diolah. Tiga jurnal top ini ditentukan dengan meminjam data dari ScimagoJR.
Pada Scimago dilakukan filtering ranking jurnal bidang library and information science. Kemudian hasilnya difilter lagi dengan filteri Web Of Science. Dari filtering itu, diambil 3 jurnal dengan kategori Q1.
Tiga jurnal yang dipilih yaitu Journal of Library Administration (LA), Journal of Academic Librarianship (AL) , dan Library and Information Science Research (LISR).
Kenapa 3 jurnal di atas? Ya, suka-sukalah.
Tahap selanjutnya, dilakukan pencarian publikasi dari 3 jurnal di atas pada database Scopus. Setelah itu, diunduh dalam format .csv.
Batasan penelitian
Penelitian ini masih terbatas. Batasnya tinggi. Tinggi sekali. Sehingga sulit dilompati. Bahkan diterobos sekalipun.
Pembahasan
Jumlah artikel berdasar jurnal |
5 penulis top |
Profil lengkap Hernon di Scopus bisa dilihat di https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=7003600731&origin=resultslist
Paijo: "Pak Hernon itu dosen ilmu perpustakaan bukan, ya?"
5 negara top |
Lalu di mana penulis dari Indonesia? adakah?
Ada dong. Berapa? Satu. Lihat di bawah ini:
Lamhot S. P. Simamora & Firman Gunawan (2001) Indonesia Electronic Library Design Plan for Supporting a Distance Learning Environment, Journal of Library Administration, 32:1-2, 361-369, DOI: 10.1300/J111v32n01_11
Pak Lamhot dan Firman, sesuai profil di Scopus, memiliki afiliasi Divisi RisTI PT Telkom, Indonesia. Profilnya bisa dilihat di sini dan di sini.
Paijo: "Wah, tiwas. Saya kira beliau ini ilmuwan ilmu perpustakaan, je".
5 institusi top |
VosViewer
Jejaring antar kata kunci |
Academic libraries, ternyata menjadi topik dominan. Topik ini berkaitan dengan topik lain, misalnya information literacy, undergraduates, academic librarians, dan lainnya.
Beberapa topik yang ada di bagian luar, sangat mungkin masih dapat diteliti lebih jauh. Twitter misalnya, atau fundraising. Juga online learning, dan topik lain yang belum punya hubungan kuat dengan topik lainnya.
Note: kuat tidaknya hubungan ditandakan dengan garis yang menghubungkan antar topik, serta angka link streng (tidak terlihat pada gambar di atas).
jejaring antar penulis |
trend topik riset |
Wuih. Topik dengan warna kuning di atas memperlihatkan topik terbaru yang diteliti. Kata kunci yang divisualkan di atas minimal muncul 5 kali atau minimal digunakan pada 5 artikel yang berbeda.
Ada makerspace, topik yang pernah nyaring terdengar. Kemudian ada twitter, library outreach, student learning outcomes.
Topik warna kuning itu muncul pada kisaran 2016.
Kesimpulan
Pada 3 jurnal terbaik ini, tidak ditemukan ilmuwan ilmu perpustakaan Indonesia sebagai penulis. Mungkinkah ini salah satu tanda, bahwa ilmuwan ilmu perpustakaan di Indonesia masih kurang greget dalam membela ilmu perpustakaan?
Atau, memang ilmu perpustakaan di Indonesia ini hanya copas dari luar Indonesia saja?
Anda bebas menyimpulkannya.
Toh ini hanya berdasar 3 jurnal.
Selamat sore
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih, komentar akan kami moderasi