Purwo.co – Dongeng Geologi yang saya maksud
di sini yaitu blog yang beralamat di rovicky.com. Sebuah blog yang
menyajikan analisis geologi terkait sebuah fenomena geologi yang terjadi. Blog
ini ditulis oleh Pak Dhe Rovicky Dwi Putrohari, alumni Teknik Geologi UGM. Saya
mengenal Dongeng Geologi (selanjutnya saya tulis DG) ketika bekerja di
perpustakaan teknik geologi. Kurang lebih bersambungan dengan kejadian gempa
jogja beberapa tahun silam.
Dongeng geologi (DG) menyajikan analisis
yang enak dibaca, meskipun tentunya memuat istilah-istilah geologi. Orang awam,
dapat memulai memahami ilmu geologi dari blog ini. Kumpulan informasi di
dalamnya, dapat digunakan oleh masyarakat (misalnya yang terdampak bencana geologi
yang diulas dalam DG) untuk memahami bencana, potensi bencana yang terjadi di
sekitarnya, serta bagaimana bersikap atas bencana tersebut.
Tambahan gambar pada tulisan, mempermudah
penafsiran. Lisensi copyleft yang tertera di panel sebelah kanan, mengijinkan
penyebarluasan info di blog, dicetak lalu dijual atau dipakai sebagai bungkus
kacang, asalkan tak menghapus catatan hak cipta, serta mencantumkan sumber.
Lisensi ini, benar-benar ramah penyebaran informasi dan pengetahuan.
Paijo: “sehingga masyarakat bisa literate pada bidang geologi, Pak Dhe?”
Pak Dhe: “iyo, Thole. Baik ilmunya, bencananya dan lainnya”
Penulis menambahkan bumbu dialog antara Pak
Dhe dan Thole. Dialog ini terkadang sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh
pembaca, dan ingin ditanyakan pada penulis. Seperti Paijo yang bertanya pada
Pak Dhe di atas. Jawaban Pak Dhe, tentunya juga hanya rekaan saya saja.
Sampai saat tulisan ini diposting, ada 1.633
subscriber ke blog DG. Artinya ada sejumlah 1.633 email yang setia menanti
notifikasi tulisan baru Pak Dhe Rovicky. Jumlah ini tentunya besar. Agaknya
dari sekian email ini, bukan hanya dari Indonesia saja, namun juga dari luar
negeri. Terbukti, tulisan dari DG juga dikutip oleh tulisan ilmiah di
jurnal-jurnal luar negeri. Klaim Pak Dhe Rovicky, berdasar trafik yang terekam pada
server, ada 3-12 ribu pengunjung perhari, serta selama 11 tahun berjalan ada 9
juta pengunjung.
Saat ini, Pak Dhe ingin membuat DG abadi,
mandiri dan memiliki pengaruh lebih besar. Silakan cek di https://kitabisa.com/impiandongenggeologi
###
Apa
yang bisa dipelajari?
Saya membayangkan, jika para ilmuwan
perpustakaan, yang selalu menggaungkan ilmu untuk semuanya, keterbukaan
informasi, dan semacamnya itu, ada yang mau kosisten menulis dengan bahasa
sederhana seperti DG, pasti akan banyak manfaatnya.
Setidaknya, tulisan ilmuwan perpustakaan
tersebut akan memiliki dampak yang baik bagi pustakawan, karena memiliki
sandaran sumber yang mudah dipahami untuk dilaksanakan.
Bagi orang di luar perpustakaan, akan turut memperbaiki pandangan mereka pada perpustakaan. Dan bagi siswa SMA, akan
meningkatkan penilaian mereka pada (jurusan ilmu) perpustakaan, sehingga tertarik masuk jurusan (ilmu) perpustakaan. Cara ini, tentunya lebih baik dan elegan, daripada mencetak brosur, atau paling tidak akan menambah daya gedor pengenalan (ilmu) perpustakaan.
Siapa yang diharapkan menulis ala DG ini? Ya,
terutama ilmuwan perpustakaan, terutama lagi yang telah bergelar doktor, yang
ilmunya telah paripurna.
Para doktor ini, tentunya memiliki
pengetahuan linuwih, dan cara menulis yang linuwih dibanding pustakawan yang
sehari-hari bekerja di perpustakaan. Namun, tentunya cara menulis yang linuwih
tadi, disesuaikan agar mudah dipahami oleh semuanya. Menulis blog
yang sederhana, menjadi bagian dari pengabdian masyarakat mereka. Untuk tulisan
ilmiah bermutu setinggi langit, tentunya harus diikhlaskan jika mereka kirimkan
ke jurnal atau konferensi berkelas wahid. Praktisi harus maklumi, mereka, (para ilmuwan) perlu bergaul dengan ilmuwan manca, untuk meningkatkan kapasitas ilmunya.
Namun,, jangan sampai para ilmuwan ini hanya fokus
pada konferensi, jurnal, pertemuan ilmiah internasional atau riset kolaborasi
yang yang butuh biaya banyak dan menarik namanya melambung tinggi. Tapi tidak
ditemukan jejaknya di bumi.
Yakin, sudah banyak doktor bidang
perpustakaan, atau ilmuwan perpustakaan yang ilmunya telah paripurna sampai di
jenjang S3. Yang perlu diperbanyak, adalah mereka yang mau menulis blog, dengan tulisan
sederhana bidang kepustakawanan, yang bisa mudah diakses dan mudah dicerna, dikonsumsi semuanya.
Atau, jangan-jangan mereka sudah pindah ke ilmu informasi?
Ah, ini hanya harapan. Allah lebih tahu yang terbaik untuk makhluknya.
Pak Dhe: "sehingga masyarakat bisa literate pada (ilmu) perpustakaan, Jo?"
Paijo: "njih, Pak Dhe".
Atau, jangan-jangan mereka sudah pindah ke ilmu informasi?
Ah, ini hanya harapan. Allah lebih tahu yang terbaik untuk makhluknya.
Sambisari, 4 November 2017
7.32 pagi
Referensi
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih, komentar akan kami moderasi