Saya tidak mengikuti diskusinya dari awal, juga belum mendengarkan video yang tidak sempat saya ikuti streamingnya. Namun, satu hal yang menjawab pertanyaan saya terkait AFI dan perpustakaan, yaitu AFI ternyata sering membaca buku di perpustakaan sekolahnya. Dia menyebut perpustakaan sekolahnya terbuka untuk dia bebas keluar masuk. Dia juga menyampaikan membaca beberapa buku berat (bagi saya, karena belum pernah membaca -tet-tot-), yaitu Ihya Ulummudin, Riyadus Shalihin dan semacamnya. Dua buku yang direkomendasikan AFI bagi anak muda adalah The Magic of Thinking Big, dan 7 Habbit-nya Covey.
Afi suka membaca dari internet dan buku. Dia punya target 1-3 buku dibaca dalam sebulan. (http://regional.liputan6.com/read/2962063/afi-si-penulis-warisan-dapat-tawaran-beasiswa-kuliah.
Tulisan Afi, yang kabarnya sempat menghebohkan saya peroleh lognya di https://hype.idntimes.com/viral/amanda-14/tulisan-afi-nihaya-ini-bikin-merinding-c1c2/full. Jika dilihat isinya, memang mungkin ada yang terganggu, mungkin juga biasa saja. Saya sendiri merasa tulisan tersebut tidak ada yang perlu ditakutkan. Afi juga mengonfirmasi saat diskusi, terkait kebenaran agama, "semua agama benar, bagi pemeluknya masing-masing. titik.".
Glorifikasi
Istilah ini muncul ketika diskusi. Semua sepakat, bahwa glorifikasi bagi Afi justru membahayakan. Di KBBI https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/glorifikasi, glorifikasi diartikan dengan n proses, cara, perbuatan meluhurkan, memuliakan dan sebagainya. Afi pun sekapat, glorifikasi pada dirinya justru akan berakibat buruk. Justru kritik (baik biasa maupun pedas) akan membuatnya bisa selalu memperbaiki diri dan idenya.
Menulis, bagi anak muda di Indonesia adalah hal istimewa, jangan ganggu mereka dengan dalih macam-macam. Jika tidak setuju, ajak saja diskusi, dan hadapi dengan tulisan.
wahh.. cerita yang menarik.. saya suka.. semoga ada lanjutan dari cerita ini yaa terbaikkkk
ReplyDelete