Monday, 11 February 2008

Kisah Jumat sore.....

ditulis atas saran dari Fitri S.

Mulai dari rabu malem, saya bersama dua temen, Mas Heri dan Mas Arif disibukkan dengan beberapa persiapan untuk membantu sebuah pelatihan perpustakaan di UIN Sunan Kalijaga. Tepatnya Rabu malem, lembur burning CD yang akan dibagikan pada hari Kamis. Kamis pagi sampe sore, seharian penuh di UIN. Malemnya masih harus bertemu lagi dengan peserta, sampe sekitar jam 9 malem.

Sampailah pada hari jum'at. Kantor sedang libur, hingga bisa digunakan untuk istirahat. Setelah merasa cukup istirahat, sore harinya saya mempersiapkan hal-hal untuk pelatihan perpustakaan di UAD. Pelatihan ini kami lakukan bertiga, atas nama Jogjasoft.com (saya, Mas Heri Abi, dan Mas Arif Surachman). Satu hal yang mesti saya lakukan adalah mengantarkan inventaris printer ke rumah Mas Arif, yang kami jadikan tempat kongkow-kongkow. Menjelang magrib saya sampe disana. Ternyata Mas Arif, Mbak Fafa (Istrinya) dan Nada (anaknya) tidak ada. Kata Mbak yang jaga rumah, sedang keluar sebentar.

Saya titipkan dulu printer di dalam rumah, kemudian saya sempatkan membeli kertas HVS. Setelah kembali ke rumah Mas Arif, beberapa saat kemudian beliau bertiga datang.

Di dalam rumah, saya dan mas Arif membuka printer yang memang masih di segel, kemudian memasang di komputer. Sambil menunggu intalasi driver kami ngobrol ngalor ngidul. Mendadak Nada (anak mas Arif) datang sambil bawa mainan uang-uangan dari kertas. Sambil bermain dia memperlihatkan keluguan dan kelucuan anak kecil.

Tiba-tiba "om uangnya kejepit" seru Nada. Ternyata uang-uangan Nada keinjek kaki kursi yang saya duduki. Kemudian saya berdiri memberi kesempatan Nada untuk mengambil uangnya.

Saya kira uang-uangannya sudah diambil, saya berniat duduk lagi. Baru beberapa persen badan saya mau duduk, Nada teriak "aduhhhhh sakitttttttt" Dalam hati saya bertanya "Kenapa sih". Lha ternyata jari Nada keinjek kursi yang saya duduki. Dia langsung menjerit menangis, wajahnya memerah pula. Ya Allah salah saya ini.

Mbak Fafa langsung menggendongnya dalam keadaan terus menangis. "Maafin Om ya Nada" hanya kata-kata itu yang bisa muncul dari mulut saya. Dalam kamar saya mendengar dia masih saja menangis. Sumpah, jadi belingsatan saya waktu itu. Kacau.... Saya bilang ke mas Arif, "bawa ke dokter saja mas". "Nggap papa kok, paling cuma memar sedikit, nanti juga sembuh sendiri" jawab mas Arif.

Setelah magrib saya pulang. Pikiran saya gak karuan...betapa jahatnya saya, bikin anak kecil menangis keras, dengan wajah memerah pula. Pasti sakit sekali.

Di jalan, sya merasa ada sms masuk ke hp saya. Saya buka, ternyata mas Arif yang SMS dengan mengatas namakan Nada. Bunyinya gini "om tangan Nada da sembuh kok, ni sudah main game HP. maafi Nada ya om, tadi nabok Om". Kemudian saya balas "Alhamdulillah, Om yang minta maaf, om kurang hati-hati. Satu pelajaran yang om dapet sore ini, bahwa om harus lebih hati-hati. Om doa moga tangan Nada cepat sembuh dan Nada jadi anak pinter"

Sesampainya di kos, saya coba taruh jadi di bawah kaki kursi, kemudian saya sedikit duduk. Ternyata memang sakit... bagi saya saja sakit, apalagi bagi Nada yang masih 4 tahunan.

Nada, maafin om ya... :)
Share:

2 comments:

  1. piye kabare bos? suwun wis nunggu omahku

    ReplyDelete
  2. waduh, kabar baik Bro...

    Sorry le nunggu cuma pas luang saja. Bukannya sok sibuk sih, cuma... ya gitu deh :)

    sukses Dar...!!

    ReplyDelete

Terimakasih, komentar akan kami moderasi