Monday 24 December 2007

Future Library: sebuah impian

Perpustakaan merupakan suatu institusi yang penting dan di perlukan. Setidaknya ini dibuktikan oleh sejarah, mulai dari pertama kali perpustakaan muncul, menemukan bentuknya, dan mengalami berbagai revolusi/perubahan. Embrio perpustakaan berupa kumpulan catatan transaksi niaga, ini terjadi pada jaman purba. Sehingga bila dikaitkan dengan konsep perpustakaan modern jelas-jelas belum terpenuhi.. Catatan-catatan tersebut menggunakan kayu, batu dan lempengan. Kemudian ditemukan media tulis yang disebut papyrus terbuat dari sejenis ruput yang tumbuh di sepanjang sungai NIL. Penemuan ini ada pada 2500 SM dan digunakan sampai dengan 700-an Masehi. Penemuan media tulis berikutnya adalah terjadi di Cina, Eropa hingga akhirnya ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guttenberg. Peerkembangan perpustakaan kuno juga bisa kita telusur mulai dari Sumeria dan babylonia, dengan koleksi-koleksi berupa gambar (pictograph) yang diduga sudah terbuka untuk kawula kerajaan. Mesir dengan huruf hieroglyph-nya. Di Yunani, dengan didirikannya museum, yang salah satu bagiannya adalah perpustakana ayang mengumpulkan teks-teks dan manuskript dari segala bahasa di dunia. Roma, pada masa Julius Caesar, dengan dibukanya perpustakaan untuk umum. Byzantium, yang perpustakaannya menpunyai koleksi mencapai 120.000 buku. Di Arab terutama pada masa Khalifakh Al Makmun, yang mendirikan Bait Al Hikmah ( Rumah Kebijakan ) merupakan penggabungan antara perpustakaan, biro terjemah dan akademi.
Akhirnya pada masa-masa sekarang, di mana manusia telah mencapai kematangan sosial dan kultural. Pada masa-masa ini manusia butuh tempat untuk menyinpan hasil dari karya-karya kultural dan sosialnya.
Perpustakaan dari dahulu sampai sekarang dengan berbagai bentuknya jelas mengalami peningkatan. Diantaranya perubahan/bervariasinya media simpan yang digunakan, sistem klasifikasi koleksi perpustakaan yang digunakan, pengakuan oleh pemerintahan, serta pengakuan oleh masyarakat pemakai perpustakaan itu sendiri.
Mulculnya berbagai media informasi, tanggapan terhadap keperluan informasi, serta adanya ledakan informasi yang maha dasyat (information explosion) menimbulkan perubahan-perubahan pada perpustakaan. Perubahan tersebut adalah dengan bermunculannya berbagai jensi perpustakaan.
Perpustakaan sampai pada masa sekarang masih didominasi oleh dua tipe perpustakaan, yaitu perpustakaan kertas dan perpustakaan terotomasi. Perpustakaan kertas adalah perpustakaan yang teknik operasionalnya masih menggunakan kertas dan bahan pustaka yang dimilikipun adalah kertas. Sedangkan perpustakaan terotomasi merupakan perpustakaan yang dalam operasionalnya menggunakan komputer namun koleksi yang dimiliki masih dalam bentuk kertas.
Pada perpustakaan ini akses informasi masih terbatas. Karena jalur akses informasi masih ada sekat-sekat ruang dan waktu. Sehingga jarak dan tempat akan mempengaruhi dalam pengaksesan informasi.
Hingga akhirnya dalam perkembangan teknologi mulai di kenal media internet dan komputer yang semakin mendunia, serta bentuk media simpan yang semakin maju, dengan ditemukannya format penyimpanan digital. Penemuan-penemuan ini menjadikan perpustakaan juga harus menyesuaikan diri.
Membahas perpustakaan masa depan merupakan sebuah angan-angan, idealisme atau juga bisa dikatakan sebuah mimpi. Namun demikian idealisme perpustakaan masa depan itu itu harus kita bangun dengan berbagai hal yang telah ada sekarang, yang kita usahakan sekarang untuk menutup segala kekurangan yang ada sekarang.
Akses informasi yang tidak maksimal, ruang dan waktu yang masih membatasi penyebaran informasi, ketidakmampuan perpustakaan dalam menyediakan informasi sendirian, perkembangan teknologi yang semakin maju, serta berbagai jenis informasi yang muncul dalam hitungan detik, hal-hal tersebut menggugurkan anggapan bahwa didunia ini ada perpustakaan yang sangat lengkap yang mampu mengcover semua jenis informasi. Padahal di lain pihak manusia membutuhkan informasi tidak kenal waktu dan jenis informasi yang dibutuhkannya tidak bisa di duga sebelumnya.
Ada beberapa hal yang mendasari kenapa perpustakaan dimasa depan merupakan hal yang sangat urgen. Pertama globalisasi. Kehidupan dalam era global di mana lingkungan menuntut untuk berkompetisi. Kesuksesan aktifitas akan ditentukan oleh seberapa besar kemampuannya mengakses sumberdaya informasi global, yang mendukung aktiifitasnya. Dasar kedua adalah tren information explosion. Sejak pertengahan abad terakhir publikasi informasi mengalami peningkatan yang tidak bisa diprediksi. Sehingga mendapatkan, mengorganisir dan membuat informasi ini bisa di akses merupakan tantangan yang serius. Ketiga adalah revolusi dalam teknologi komputer, yang menimbulkan babak baru dalam akses informasi elektronik. Babak baru ini ditandai dengan online information yang bisa diakses tanpa batas dengan jaringan internet. Ketiga hal di atas menggiring manusia untuk selalu belajar. Sehingga timbul apa yang disebut dengan long life education and learning.
Tantangan dunia global tersebut menjadikan perpustakaan –sebagai penyedia informasi- harus melakukan inovasi-inovasi, serta pengembangan. Penyesuaian penyesuaian ini menuntut perubahan, baik pada dataran ide dasar perpustakaan maupun dalam hal teknis perpustakaan.

Jangkauan
Perpustakaan masa depan merupakan perpustakaan yang di bangun untuk semua, tanpa menjadikan berbagai perbedaan sebagai alasan dalam mengakses informasi. Warna kulit, agama, kebangsaan, dan perbedaan lainnya merupakan anugrah Tuhan bukan keinginan manusia yang bersangkutan. Sehingga menjadikannya alasan untuk membatasi akses informasi adalah sebuah kesalahan besar. Selama orang yang besangkutan memang membutuhkan informasi, yang informasi itu ada di perpustakaan yang dia tuju, kenapa tidak. Pertimbangan legalitas dan nilai ekonomis pada informasi pubik haruslah didialogkan.. Tentunya dengan tidak menyangkal bahwa dalam mendapatkan informasi tersebut memang diharuskan untuk memenuhi persyaratan tertentu, menjadi anggota/anggota baca misalnya.
Landasan legal formal kebebasan akses informasi ini adalah Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia pasal 19, yang menyatakan “ setiap orang berhak untuk mencari, menerima dan menyebarkan berbagai informasi maupun ide-ide baik lisan maupun tertulis melalui berbagai cara tanpa mengenal batas-batas negara”
Hal ini sejalan dengan prinsip pengembangan ilmu pengetahuan yang harus bebas nilai. Dalam hal ini artinya siapapun berhak mendapatkan informasi publik dan mengembangkannya tanpa harus takut akan sekat-sekat yang membatasi (warna kulit, kebangsaan, bahasa, bahkan agama). Namun demikian dalam pemanfaatan ilmu/informasi haruslah sarat nilai. Dalam hal ini adalah kemaslahatan untuk ummat manusia.
Hal ini berlaku pada berbagai bentuk layanan perpustakaan. Baik itu yang masih menyimpan koleksi tercetak maupun yang sudah mengemas koleksinya dalam bentuk digital. Lebih-lebih pada perpustakaan yang mengemas koleksinya dalam bentuk digital dan online di internet. Maka semua orang di mana saja, kapan saja bisa menikmati informasi yang ditawarkan dengan mudah dan murah. Selain itu dengan koleksi digital ini maka satu file bisa di share oleh banyak orang dengan ruang dan waktu yang berbeda.
Dialog dan sirkulasi informasi tidak terbatas ruang dan waktu. Pustakawan bisa menawarkan informasi yang dimiliki kepada orang dimanapun dia berada. Demikian pula user bisa menghubungi pustakwan untuk sekedar menanyakan apa yang dimiliki oleh perpustakaannya, atau menanyakan apakan informasi yang dia butuhkan ada di perpustakaan itu serta semua kegiatan sesudahnya bisa dilakukan dari jarak jauh.

Organisasi
Struktur organisasi yang mantap, jelas, lengkap sesuai kebutuhan dan dengan tanggungjawab masing-masing bagian. Organisasi yang mantap tidak gemuk, tapi juga tidak harus ramping. Selama distribusi beban pekerjaan jelas, merata dan mengcover semua lini sesuai kebutuhan, maka itu cukup. Meskipun dengan sedikit orang sekalipun. Adobsi model-model struktur organisasi yang ada di instansi-instansi komersial pun tidak menjadi masalah. Sudah selayaknya di perpustakaan ada Public Relation untuk menjembatani perpustakaan dengan pihak luar. Demikian juga bagian analis pasar, yang bekerja untuk selalu menganalisa arus informasi yang dibutuhkan dan yang ada di tingkat publik itu seperti apa. Demikian pula bagian-bagian yang lain. Kesensitifan terhadap informasi-informasi baru yang berkembang di luar perpustakaan harus selalu ada.
Kaitannya dengan kegiatan organisasi perpustakaan, pada masa-masa yang akan datang dengan aliran informasi yang semakin deras, adalah suatu hal yang tidak mungkin bagi perpustakaan untuk menangani informasi sendirian. Maka sebenarnya era stand alone library itu sudah selesai. Perpustakaan masa depan haruslah mampu membangun kerjasama yang sinergis, kompak dan saling menguntungkan antar perpustakaan. Kerjasama dalam hal tukar menukar informasi, ataupun koleksi yang dimiliki dengan kesepakatan-kesepakatan kedua belah pihak atau lebih.
Pustakawan yang handal, juga marupakan aspek penting yang harus diperhatikan. Pustakawan haruslah menjadi mediator pengetahuan. Dengan mengemukakan pandangan-pandangan tentang badan-badan pengetahuan yang bisa menuntun ke sumber informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. Atau dalam bahasa ringkasnya pustakawan bisa menemukan, menyediakan dan menyampaikan informasi. Sebagai arsitek informasi, dalam hal ini pustakawan dituntut untuk mengorganisisr informasi, sehingga yang rumit bisa disederhanakan dan mudah dipahami oleh pemakai. Serta mengkreasi struktur informasi sehingga memungkinkan pemakai bisa menelusur informasi dengan mudah dan mandiri. Selain kedua hal di atas, dua peran pustakawan yang lainnya adalah pustakawan hibrida dan pemelihara pengetahuan. Sebagai pustakawan hibrida, pustakawan harus mampu memadukan pelayanan pemakain dalam dua model koleksi, koleksi tercetak dan koleksi digital. Dalam pemeliharaan pengatahuan, berkaitan dengan preservasi koleksi yang dimiliki. Hal ini sangat penting, karena tanpa kemampuan yang handal beragam koleksi yang dimiliki perpustakaan bisa lenyap ataupun rusak.

Kekayaan Informasi
Materi koleksi perpustakaan masa depan meliputi materi dari berbagai sumber, sehingga pemakai bisa mengetahui dan mengkomparasikan berbagai informasi yang didapatkannya. Koleksi berikut isi dari informasi yang dimiliki ini dikelola dengan database yang aksesibilitasnya tinggi. Data base yang bisa menunjukkan kapada pemakai akan isi dari informasi. Kelengkapan database standar internasional harus dipenuhi. Sehingga dengan jaringan global, maka semua orang lintas negara akan bisa menikmati koleksi yang ditawarkan. Selain hal tersebut updating informasi haruslah selalu berjalan. Perpustakaan harus sensitif dengan berbagai informasi yang ada di masyarakat.

Fisik Perpustakaan
Bentuk tampilan fisik perpustakaan masa depan sangat penting. Hal ini berhubungan dengan kenyamanan, keefektif dan efisienan pelayanan. Dukungan arsitektur yang sesuai kebutuhan sangatlah penting. Pembagian fungsi-fungsi ruang haruslah disesuaikan dan berorientasi kepada pemakai. Yang pada titik akhir menjadikan bentuk atau fisik perpustakaan hal yang membuat pemakai bisa betah untuk menggali informasi di perpustakaan.

Beberapa hal di atas merupakan sesuatu dari sekian banyak hal yang idealkan untuk perpustakaan masa depan. Dalam hal penamaan bisa bermacam-macam. Terminologi yang banyak dipakai orang saat ini adalah Digital Library. Namun sesungguhnya, menilik dari apa yang ada sekarang idealnya perpustakaan masa depan adalah gabungan antara konsep Digital Library murni dengan perpustakaan terautomasi. Sehingga kekurangan dan kelebihan antara keduanya menjadi saling melengkapi.
Inovasi-inovasi memang merupakan hal yang wajib ‘ain untuk kita lakukan. Sehingga perpustakaan tidak hanya terkesan sebagai gudang berbagai bentuk koleksi. Namun dengan inovasi tersebut bisa meneguhkan bahwa perpustakaan juga merupakan wahana terbentuk, berkumpul, berdialektika, bergumul, berbenturannya ide-ide, hingga menemukan bentuknya yang ideal.

Kelebihan dan Kekurangan
Mengacu pada konsep di atas maka perpustakaan akan dapat menghimpun semua koleksi yang dinginkan dan mendesiminasikan ke berbagai pihak yang membutuhkan. Bebagai jenis informasi dan berbagai jenis pengguna. Namun demikian ada kalanya ada bentuk-bentuk informasi yang harus di rahasiakan demi keamanan negara. Sebagai contoh Data Geologi dan Geofisika, yang menunjukkan kekayaan alam suatu bangsa yang diteliti dengan biaya banyak. Data tentang penyelidikan tersangka pelaku tindak pidana dan perdata, dan data-data lainnya. Permasalahan hakcipta dan permasalahan penarikan biaya.

Daftar Pustaka

Qalyubi, Syuhabuddin dkk. 2003. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga.

Keraf, A. Sonny and Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan: sebuah tinjauan filosofis. Yogyakarta: Kanisius
Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia, http://www.unhchr.ch/udhr/lang/inz.pdf 22 Oktober 2005 pukul 8:26 PM 10/22/2005

A Strategic Plan For The Future Of Library Services In Massachusetts. 1993. http://mblc.state.ma.us/mblc/publications/other/stratplan.php 19 Oktober 2005, pukul 10.00

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, Romi Satria. 2003. Menengok Proyek Digital Library
www.ilmukomputer.com 19 oktober 2005 pukul 10.00

Harkrisnowo, Harkristuti. 2004. Kebabasan Informasi dan Pembatasan Rahasia Negara.
http://kebebasan-informasi.blogspot.com/2004/11/tentang-rahasia-negara-dan-kebebasan_16.html 22 oktober 2005 pukul 10.00

Wednesday 19 December 2007

Kopimanis

Kopimanis....

Software perpustakaan semakin menjamur. Kata orang pintar, tumbuhnya seperti jamur di musim hujan. Banyak Bro n Sis..!!!!!

Kopimanis merupakan salah satunya. Kopimanis merupakan jawaban atas kesulitan dalam instalasi Igloo/Xigloo. DImana instalasi keduanya butuh pengetahuan tentang bahasa program. Apalagi di dalamnya dibutuhkan php-openisis. Php-openisis ini digunakan untuk membaca database asli ISIS. Hingga dapat ditampilkan dalam web. Instalasi aslinya butuh proses-proses yang lumayan njlimet. Di Windows lebih mudah sih dibanding instalasi php-openisis di Linux/NIX. Apalagi di Linux kita di pusingkan dengan model hak akses pada file-filenya.

Hingga kemudian muncul KOPIMANIS. Didalamnya sudah di set untuk bisa dijalankan program Igloo/XIGloo. Dalam Igloo kita bisa melakukan proses mencari. Sedang dalam modul X-Igloo kita bisa melakukan proses sirkulasi.

Selain itu, disertakan pula dalam KOPIMANIS ini Openbiblio, Phpmylibrary, Knowledge Three. Openbiblio dan PhpMylibrary digunakan sama dengan Openbiblio, untuk OPAC dan sirkulasi. Sedang knowledge three merupakan tool untuk manajemen arsip. Its nice....

Kopimanis menggunakan XAMPP sebagai paket server, database dan bahasa programnya. Versi yang di gunakan adalah versi 1.6.2, sedangkan phpnya versi 4.4.7, Mysqlnya 3.23.49 dan apachenya 2.2

Bagi yang tertarik silakan download di:

http://203.130.201.221/kamenrider/
http://203.130.201.221/igloo/web-1.0/


Di http://senayan.diknas.go.id/igloo/web-1.0/?q=node/13

Tuesday 4 December 2007

, ,

Tips Mengubah $ menjadi Rp. di Openbiblio

Temen-temen sekalian, berikut ini tips yang saya tulis untuk mengubah $ ke Rp. beserta tanda pemisah untuk ribuan dan desimalnya.

buka formatFuncs.php di /folder openbiblio/fuctions/

edit dengan kwrite, vi, knote, notepad, wordpad, ms word atau dreamweaver

cari baris berikut:

------------------

$currencySymbol = $localeInfo["currency_symbol"];
if (!$currencySymbol) {
$currencySymbol = '$'; -------------> untuk $ ke Rp.
}

$dec_point = $localeInfo["mon_decimal_point"];
if (!$dec_point) {
$dec_point = '.'; ------------------> untuk pemisah decimal
}

$thousand_sep = $localeInfo["mon_thousands_sep"];
if (!$thousand_sep) {
$thousand_sep = ','; ---------------> untuk pemisah ribuan
}

------------------

ubahlah menjadi:

-----------------

$currencySymbol = $localeInfo["currency_symbol"];
//if (!$currencySymbol) {
$currencySymbol = 'Rp.';

$dec_point = $localeInfo["mon_decimal_point"];
//if (!$dec_point) {
$dec_point = ',';

$thousand_sep = $localeInfo["mon_thousands_sep"];
//if (!$thousand_sep) {
$thousand_sep = '.';



-----------------


setelah itu, supaya account muncul dengan digit yang mencukupi untuk ukuran denda di perpustakaan kita, edit bagian berikut pada database mysql anda:
1. field daily_late_fee pada tabel collection_dm yang semula decimal(4,2) menjadi decimal(10,2)
2. field amount pada tabel member_account yang semula decimal(4,2) menjadi decimal(10,2)



setelah itu, silakan refres dan cek apakah $ sudah berubah menjadi Rp.?

moga bermanfaat.
Happy hacking
, , ,

Studi Islam di Dunia Islam



Studi Islam di Dunia Islam, pada dasarnya berbicara tentang studi Islam di kalangan Muslimin sendiri. Dalam hal ini paling tidak menangkut dua hal pokok, 1. metode studi dan 2. para pemikir [orang yang melakukan studi Islam itu sendiri]

Untuk lebih sistematis berikut uraian studi tentang Islam, dengan aspek-aspeknya. Uraian ini di pisahkan dalam beberapa bagian
Permulaan Islam
Daulah Muawiyah
Daulah Abbasiyah
Daulah Mugholiyah
Daulah Usmaniyah
Jaman Islam Modern

A. Permulaan Islam [awal Islam – Akhir Kekhalifahan]

Pada Permulaan Islam pendidikan Islam dilakukan di Masjid-masjid atau di rumah-rumah. Metode yang dipakai dalam fase ini adalah hafalan. Pada permulaan islam perkembangan Ilmu Pengetahuan dibagi menjadi 3. Pertama Gerakan Agama, menyangkut pembahasan tentang tafsir Quran, hadis, fiqh, akhlaq. Kedua Gerakan tarikh, merupakan Gerakan untuk mengumpulkan data-data sejarah, kisah dan riwayat hidup. Ketiga Gerakan Filsafat, merupakan gerakan dalam bidang mantiq, kimia, kedokteran dan ilmu lain yang berhubungan. Gerakan filsafat ini pada permulaan Islam tidak begitu meluas perkembangannya. Ilmu-ilmu dalam bidang ini berasal dari bangsa-bangsa lain [Romawi, Persia, Qaldan dan lain-lain]. Pada akhirnya ketiga gerakan ini saling berhubungan dan saling membutuhkan, ahli tafsir akan membutuhkan ahli sejarah untuk mengetahui kehidupan nabi dalan menafsirkan hadis serta untuk mengetahui sebab turunnya ayat begitu juga dengan ilmu lainnya. Pada awal perkembangan Islam ini ilmu pengetahuan berpusat di Makkah, Madinah, Basrah dan Kaufah [Irak], Damaskus [Syam], dan Fusthat [Mesir].
Satu hal yang penting pada masa ini untuk mengawali studi tentang Islam yang intensif adalah dengan dibukukannya Al Quran pada masa Khalifah Abu Bakar. Atas desakan Umar ibn Khattab maka Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk untuk membukukan Al Quran. Upaya ini berlanjut sampai dengan kekhalifahan Usman bin Affan., yang kemudian terbentuk musyaf Al Imam sejumlah 6 naskah yang ada di Kuffah. Basrah, Makkah, Syam, Madinah dan 1 naskah ada pada Khalifah Usman sendiri.
Dalam ilmu tafsir, beberapa sahabat seperti Ali bin Abu Thalib, Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Masud dan Ubay bin Kaab menafsirkan Quran menurut apa yang mereka dengar dari Rosullullah saw. Para sahabat inilah yang dianggab sebagai pembina tafsir pertama dalam Islam, kemudian diikuti oleh tabiin seperti Said bin Jubair.

B. Masa Daulah Amawiyah [41-132 H/656-750 M]

Pada Zaman ini Mesjid tetap merupakan Pusat Kehidupan Ilmu. Ilmu-ilmu, terutama Ilmu agama diajarkan di masjid-masjid. Tokoh-tokoh dalam masa ini antara lain;
Abdullah bin Abbas, mengajarkan ilmu tafsir di pekarangan ka’bah.
Rabiah mengajar di dalam masjid madinah
Hasan Basri, mengajar dalam masjid Basrah
Ja’far Shadiq, mengajar di masjid Madinah, mengajarkan ilmu Kimia.

Dalam masa ini ilmu Islam, filsafat dan Terapan di kategorikan dalam ilmu baru [Al Adaabul Hadisah]. Pembidangan ilmu dalam periode ini di bagi menjadi 2 sebagai berikut:
Al Adaabul hadisah [ilmu-ilmu baru], terbagi:
a. Al-ulumul Islamiyah, diantaranya ilmu –ilmu Al Quran, hadis, Fiqh, Ulumul Lisaniyah, tarikh, dan Jughrafi.
b. Al Ulumud Dakhiliyah, merupakan ilmu perlkuasan oleh kemajuan ilsam. Diantaranya thib [kedokteran], filsafat, ilmu pasti dan ilmu eksakta lainnya
Al Adaabul Qadimah [ilmu-ilmu lama], merupakan ilmu-ilmu yang telah ada sejak masa Jahiliyah. Diantaranya syair, lughah, khithabah dan amsal.

Masa daulah Abbasiyah (Abbasiyah 1 132-232 H/750-847M, Abbasiyah 2 232-334 H/847-946 M, Abbasiyah 3 334-467 H/946-1075 M, Abbasiyah 4 467-656 H/1075-1261 M)

Jarji Zaidan menyatakan bahwa pada masa daulah Abbasiyah studi tentang islam mengalami kemajuan pesat. Ilmu fiqh dan hadis mengalami kematangan pada masa ini. Serta cabang ilmu Islam yang lain yang mengiringi filsafat. (Hasjimy, 1995)

Pusat-pusat pendidikan yang ada pada jaman ini adalah ma’had [tempat belajar], seperti Kuttab [tempat belajar tingkat pendidikan rendah dan menengah], mesjid untuk pendidikan tinggi dan takhassus, majlis Munadharah tempat pertemuah ahli pikir, pujangga untuk membahas hal-hal ilmiah. Darul Hikmah yang didirikan Harun Al-Rasyid dan disempurnakan oleh Al Makmun, merupakan perpustakaan terbesar dilengkapi dengan ruang-ruang untuk belajar. Kemudian pada masa pemerintahannya [456-485 H] Perdana Menteri Nidhamul Mulk mendirikan sekolah dalam bentuknya seperti sekarang ini dengan nama Madrasah [1064 M menurut Azra dalam Nasution, 2004]. Madrasah ini meliputi pendidikan untuk tingkat rendah, menengah dan tinggi dalam segala bidang.
Tokoh-tokon ilmuwan dalam studi Islam pada masa ini antara lain: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu Athiyah al Andalusy, Abu Bakar Asam , Ibnu Jaru Al Asady [mufassir]. Imam Bukhary, Imam Muslim Ibnu Majah, Baihaqi, At-Tirmizi [Hadis], Al Asyari, Imam Ghazali, Washil ibn Atha [kalam], Shabuddin Sahrawardi, Al Qusyairi dan al Ghazali [tasawuf].
Pada jaman Abbasiyah ini pula di bukukan Ushul Fiqh dan lahirnya istilah-istilah Fiqh [sunnat, wajib]. Para Fuqaha [ahli hukum ]ternama yang masih dijadikan rujukan sampai sekarang juga lahir/mengembangkan ilmunya pada jaman ini. Antra lain Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad. Pada jaman ini pula lahir mahzab Syiah Zaidiyah dan Imamiyah.
Perkembangan Al Ulumud Dhakhiliyah [ilmu perluasan oleh perkembangan ilmu Islam] juga mencatatkan sejarahnya pada masa ini. Sebuah buku kumpulan karangan dari anggota Ikhwanus Safa berjudul Rosail Ikhwanus Safa berhasil disusun. Isi dari buku ini adalah filsafat Islam meliputi susunan, alam, rahasia langir bumi, bintang, ilmu hayat, ilmujiwa , ilmu pasti, musik, mantik, akhlaq dan lain-lain. Pengarang dari buku ini kebanyakan merupakan orang Mu’tazilah dan Ayiah ekstrim.
Selain itu para ahli kedokteran bermunculan pada masa ini diantaranya Ibnu Sina [Avicenna], Ibnu Masiwaihi, Ibnu Sahal, dan Ali bin Abbas. Dalam ilmu yang lain ada Ibnu baitar [farmasi dan kimia], jabir Batany [falak dan nujum], Tsabit bin Qurrah al-Hirany [ilmu pasti/riyadhiyaat], Ibnu Sa’ad [sejarah], Syarif Idrisy [jughrafi/geografi], Pada masa akhir Daulah Abbasiyah disusunlah buku Al-Mausu’at. Buku ini berisi bermacam-macam ilmu sehingga mirip ensiklopedi.

C. Masa Daulah Mugoliyah 659-925 H/1261-1520 M,

Dalam amsa ini studi Islam tidak begitu berkembang. Pada ilmuwan kebanyakan hanya memberikan syarah [penjelas] atas ilmu-ilmu atau kitab-kitab fiqh yang telah ada sebelumnya. Namun demikian tak sedikit pula ilmuwan-ilmuwan yang menmpelajari berbagai disiplin ilmu (studi Quran, hadis, Tasawuf, Thib, ilmu Pasti bahkan ilmu teknik) yang muncul.

Bahkan pada masa ini merupakan matangnya ilmu sosiologi, ditandai dengan munculnya Muqaddimah-nya Ibnu Khaldun (1332-1406 M)

D. Masa Daulah Usmaniyah 925-1213 H/1520-1801 M

Setelah sekian lama tidak ada pemikir Islam yang mumpuni akhirnya pada masa ini lahir Muhammad bi Abdul Wahhab (1116-1206 H), yang dianggap membawa perubahan besar dalam dunia Islam.
Pada masa ini juga lahir para ahli-ahli hadis (Abdurrauf al Manawy), tasawuf (Abdul Wahab Sya’rany), filsafat (Ash Shadar bin Abdurrahman al Akhdary), sejarah (Syamsuddin Syamy)

Daftar Pustaka

Encarta Encyclopedia 2005. Microsoft, 2004

Hasjimy, A. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1995

Nasution, Khoiruddin. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Academia+Tazakka, 2004

Kontrol istilah



Ada sebuah cerita, cerita ini saya adopsi dari sebuah pertanyaan dari seorang rekan di luar kota, mahasiswa Ilmu Perpustakaan yang mengambil skripsi tetang kontrol bahasa/istilah. Secara umum, begini ceritanya:

Ada penulis bernama Annisa Rahmawati, sampai dengan tahun 2000 dia telah menulis 10 buku. Pada tahun 2002, dia dipersunting oleh seorang laki-laki bernama Rachmad Bahari. Karena pernikahan ini maka Annisa Rahmawati mengganti namanya menjadi Annisa Bahari. Pada perkembangnnya, karena sangat kreatifnya si Annisa ini, dia menghasilkan 20 buku lagi dan telah diterbitkan. Buku-bukunya sangat laku di pasaran, selain karena isinya yang ringan dan memikat, juga gaya bahasanya yang mudah di pahami oleh si pembaca mulai dari remaja sampai dewasa. Maklum buku-buku yang dihasilkannya merupakan buku-buku novel yang cukup nyaman dibaca oleh orang-orang remaja sampai dewasa.

Satu ketika ada seorang fans-nya, yang mengagumi tulisan-tulisannya, dan selalu membeli buku-buku karyanya, sampai dengan tahun 2001. Di kampusnya dia iseng searching koleksi di katalog perpustakaan. Mengecek karya sang penulis pujaan. Dia ketikkan Annisa Rahmawati, kemudian dia ENTER.

Kaget betul ketika dia menemukan ada 30 record yang muncul di layar komputer. Ada 20 judul yang belum dia miliki. Namun dalam hati dia bertanya “Kok dari 30 record ada 20 judul yang tertera dengan penulis Annisa Bahari?”. Padahal dia menuliskan Annisa Rahmawati.

Sejurus kemudian dia klik link DETAIL pada record pertama pada judul koleksi yang belum dia miliki. Ternyata ada data tambahan Annisa Rahmawati

Selidik punya selidik, dia kemudian mengetahui jika si Annisa Rahmawati telah menikah dan mengganti namanya dengan Annisa Bahari, mengikuti nama suaminya.

“Berapa jumlah record yang muncul ketika mahasiswa itu mencari dengan kata kunci Annisa Rahmawati?” merupakan pertanyaan yang dilontarkan kepada saya waktu itu. Terus terang cukup mengernyitkan dahi waktu akan menjawabnya. Saya berfikir cukup serius.

Kontrol bahasa, atau kontrol istilah, memang harus diperhatikan bagi para pustakawan. Bagaimana kita mampu menerka seperti apa kira-kira seorang pencari informasi akan mencari dan dengan kata kunci apa saja kiranya mereka menelusur.

Banyak istilah yang berpasang-pasangan, dan sama dalam hal artinya. Baik dalam satu bahasa, maupun dalam lain bahasa. Carbonat misalnya, dalam bahasa indonesia ditulis karbonat. Dalam tesaurus, kata-kata ini, jika mempunyai persamaan arti maka harus dipilih salah satu. Sholat dan sembahyang, dalam tesaurus islam dipilih sholat, karena ini lebih umum digunakan. Sholat Istisqo, merupakan nama sholat untuk sholat yang dilakukan untuk meminta hujan. Istisqo lebih dipilih dari pada istilah Sholat Minta Hujan.

Dalam tesaurus, kita di beri pedoman istilah mana yag mesti kita pilih. Yang mana istilah ini akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas penelusuran informasi.

Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan besar pada sendi-sendi keidupan manusia. Kegiatan manual dialihkan kepada kegiatan terautomasi. Mesin, dalam hal ini teknologi mengambil perananan penting dalam kehidupan manusia.

Demikian juga diperpustakaan. Berbagai bentuk mesin dan berbagai variannya muncul untuk memudahkan kegiatan kepustakawanan. Mulai dari administrasi perpustakaan, pencarian koleksi, sirkulasi koleksi, sampai dengan alih media koleksi perpustakaan. Semua tidak bisa dengan begitu saja di ceraikan dari teknologi, terutama teknologi informasi.

Authotiry control, khususnya kontrol bahasa/istilah dalam input metadata koleksi perpustakaanpun juga terkena imbasnya. Jika memang teknologi informasi memegang peranan penting, lalu bagaimna nasib istilah-istilah dalam tesaurus, seperti contoh diatas.
Dalam konteks TI (sebutan untuk teknologi informasi), khususnya dalam program/software penelusuran, maka tidak ada lagi kata terpilih (prefered terms) dan kata tidak dipilih (non-prefered terms). Jika sebuah kata, istilah baik itu dalam kata kunci maupun dalam judul, jika kesemuanya terindeks dalam sistem, maka semuanya menempati posisi yang sejajar. Semakin banyak istilah yang dipakai untuk mewakili isi, maka semakin mudah record tersebut ditemukan.

Dalam koleksi Islam, ketika kita ketikkan sembahyang, maka data yang memuat sholatpun juga akan dimunculkan. Sehingga permasalahan yang ada adalah pada pemakaian bahasa asing atau bahasa indonesia (dari sudut pandang indonesia), bahasa asing (inggris) atau bahasa asli, juga bahasa asli atau sinonimnya. Tentunya kita tidak dapat menerka begitu saja, dengan apa seorang pemakai perpustakaan akan mencari koleksi yang diinginkan. Maka itulah, istilah yang mewakili dokumen perlu kita cantumkan pada waktu entri data.

Mempelajari teknisnya dengan CDS/ISIS
CDS/ISIS, merupakan jenis database yang tua dan populer dalam kegiatan perpustakaan. Pola pencarian database ini dapat dilakukan dengan logika Boelan (Boelan Logic), selain itu programnya yang di sebar secara bebas turut memberi andil dalam pengembangan automasi perpustakaan.

Untuk mempelajari kontrol istilah di atas, kiranya menarik jika dalam pengajaran (kuliah) ilmu perpustakaan diberikan dengan demo. Tidak melulu konsep dan teorinya saja. Contohnya dengan CDS/ISIS. Dalam kasus cerita diatas, seorang dosen mengentry data dalam database CDS/ISIS, kemudian di indeks, dan dilakukan demo pencarian. Maka diharapkan mahasiswa akan lebih memahami konsep-konsepnya dengan mudah.

Kenapa CDS/ISIS?, dengan database ini, dapat diperlihatkan kepada mahasiswa pola pencarian dengan 2 jalan, pertama search, kemudian browse. Dengan search, maka diasumsikan sipencari informasi sudah mengetahui kata kunci apa yang hendak digunakan untuk mencari koleksi. Di dalam pendefisinisian kata kunci ini dapat pula diikuti dengan logika Boelan (or, not, and). Selain itu dengan pencarian dengan browse. Dengan cara ini dapat diperliatkan kepada mahasiswa daftar istilah yang diindeks oleh sistem. Kan kita liat bagaimana sejajarnya posisi kata/istilah ini.